Senin, 06 Desember 2010

konseling


TEORI-TEORI YANG DIGUNAKAN DALAM KONSELING DAN PSIKOTERAPI


1.     Psikoanalisa


Salah satu aliran psikoanalitik Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi.

a.      Struktur Kepribadian
  • Id adalah system kepribadian yang orisinil, merupakan tempat bersemayam naluri-naluri.
  • Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan.ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah,mengendalikan ,dan mengatur.
  • Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian.

b.      Pandangan Tentang Sifat Manusia
      Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic,mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar,kebutuhan-kebutuhan dan dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi selama lima tahun pertama kehidupan.

c.       Kesadaran dan Ketidaksadaran
·        Mimpi-mimpi, yang merupakan representasi-representasi simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat ,dan konflik-konflik tak sadar.
·        Salah ucap atau lupa, misalnya terhadap nama yang dikenal.
·        Sugesti-sugesti pascahipnotik.
·        Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas.
·        Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik proyektif.

d.      Kecemasan
·        Kecemasan realistis, adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
·        Kecemasan neurotic adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinyanaluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bias mendatangkan hukuman baginya.
·        Kecemasan moral, adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri.

e.      Mekanisme-mekanisme Pertahanan Ego
·        Penyangkalan adalah pertahan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.
·        Proyeksi adalah mengalamtkan sifat-sifat tertentu yang tidak bias diterima oleh ego kepada orang lain.
·        Fiksasi adalah menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah-langkah ketahap selanjutnya bias menimbulkan kecemasan.
·        Regresi adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutannya tidak terlalu besar.
·        Rasionalisasi adalah menciptakan alas an-alasan yang “baik” guna menghindari ego dari cedera , memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
·        Sublimasi adalah menggunakan jalan kelur yang lebih tinggi atau yang secara social lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.
·        Displacement adalah mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya.
·        Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bias membangkitkan kecemasan, dorongan kenyataan yang bias diterima ketaksadaran .
·        Formasi reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar , jika perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang akan menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan yang bias menimbulkan ancaman itu.

f.        Perkembangan Kepribadian
·        Pentingnya perkembangan awal
      Pemahaman pandangan psikoanalitik tentang perkembangan adalah hal yang esensial jika seorang konselor menangani seorana klien:
1.      Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain, keyakutan untuk mencintai dan untuk membentuk hubungan yang intim dan rendahnya rasa harga diri
2.      Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan benci dan marah, penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi dan kekurangan perasaan otonom
3.      Ketidakmampuan menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan seksual diri sendiri, kesulitan untuk menerima diri sendiri sebagai pria dan wanita ,dan kekuatan terhadap seksualitas.
·        Tahun pertama kehidupan: fase oral
Tugas utama adalah memperoleh rasa percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan kepada diri sendiri.
·        Usia satu tahun sampai tiga tahun: fase anal
Tugas yang harus diselesaikan selama fase ini adalah belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan-perasaan negative.
·        Usia tiga sampai lima tahun: fase falik
Fase falik adalah periode perkembangan hati nurani, suatu masa ketika anak-anak belajar mengenal standar-standar moral.




2. Alfred Adler


a. Pandangan Tentang Manusia

Manusia dimotivasi terutama dorongan-dorongan social. Pria dan wanita adalah makhluk social dan masing –masing orang dalam berelasi dengan orang lain mengembangkan gaya hidup yang unik.

b. Inferioritas Dasar dan Kompensasi

Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya yang inheren serta untuk mencapai superioritas. Tujuan hidup adalah yang inheren serta untuk mencapai superioritas. Adler menekankan bahwa setiap orang memiliki perasaan rendah diri.

c. Usaha Untuk Mencapai Superioritas

Orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan mencari kekuasaan, Dengan mencoba untuk mencapai superioritas, ia ingin mengubah kelemahan dengan kekuatan pada suatu bidang sebagai kompensasi bagi kekuranag di bidan-bidang lain.

d. Gaya Hidup

Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap individu. Setiap individu memiliki gaya hidupnya sendiri dan tidak ada dua orang yang memiliki gaya hidup yang persis sama.

e. Pengalaman-pengalaman Masa Kanak-kanak

Adler memekankan jenis-jenis pengaruh awal yang menyebabkan anak mengembangkan gaya hidup yang keliru. Susunan dalam keluarga bias memperkuat perasaan rendah diri si anak.














3.  Person, Centered Theory (Carl Rogers)


Pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari humanistic yang menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomemalnya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam meemukan kesanggupan untuk memecahkan masalah.

a.   Pandangan Tentang Sifat Manusia
Pandangan ini menolak adanya kecendrungan-kecendrungan negative dasar. Pandan manusia yang positif , individu memiliki kesanggupan yang inheren untuk menjauhi maladjustment menuju keadaan psikologis yang sehat, terapis meletakkan tanggung jawab utamanya bagi proses terapi pada klien.

b.       Ciri-ciri Pendekatan Client-Centered
Pendekatan ini difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadi kenyataan secara lebih penuh. Terapi client-centered bukanlah sekumpulan teknik, juga bukan suatu dogma.

c.   Tujuan-tujuan Terapeutik
Yaitu menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengusahakan agar klien bias memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya.


d.      Fungsi dan Peranan Terapis
Yaitu membangun hubungan yang membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area-area hidupnya yang sekarang diingkari. Klien menjadi kurang defensive dan menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam dirinya maupun dalam dunia.

e.   Hubungan Antara Terapis dan  Klien
·        Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
·        Orang pertama, yang akan kita sebut klien, ada dalam keadaan tidak selaras, peka, dan cemas.
·        Orang yang kedua, yang akan disebut terapis, ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam berhubungan.
·        Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat terhadap klien.
·        Terapis merasakan pengertian yang emptik terhadap kerangka acuan internal dan berusaha mengomunikasikan perasaannya ini kepada klien.
·        Komunikasi pengertian empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada klien setidak-tidaknya dapat dicapai.




f.     Periode-periode Perkembangan Terapi Client-Centered
·        (1940-1950) Psikoterapi Nondirektif
Menekankan penciptaan iklim permisif dan noninterventif. Melalui terapi nondirektif, klien akan mencapai pemahaman atas dirinya sendiri dan atas situsi kehidupannya.
·        (1950-1957) Psikoterapi Reflektif
Terapis terutama merefleksikan perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubunagn dengan kliennya,Melalui terapi ini, klien mampu mengembangkan keselarasan antara konsep diri dan konsep diri idealnya.
·        (1957-1970) Terapi Eksperiensial
Terapi difokuskan pada apa yang sedang dialami oleh klien dan pada pengungkapkan apa yang sedang dialami oleh terapis.

g.   Penerapan di Sekolah: Proses Belajar-Mengajar
·        Temukan apa yang diinginkan oleh guru dan berusaha untuk menyenangkan guru.
·        Jangan meragukan wewenang guru.
·        Belajar adalah hasil dari motivasi eksternal.
·        Para siswa selalu mencari satu-satunya jawaban yang benar.
·        Para siswa harus pasif.
·        Belajar adalah suatu produk alih-alih suatu proses.
·        Kegiatan belajar di sekolah terpisah dari kehidupan.
·        Diri diabaikan dalam pendidikan.
·        Para siswa adalah objek, bukan pribadi.
·        Perasaan yang tidak penting dalam pendidikan
·        Para guru sepatutnya menjaga jarak terhadap para siswa.
·        Sekolah mengajar kami untuk tidak jujur.
·        Para siswa tidak pantas dipercaya.
 

















4.     Gestalt Theory


Terapi Gestalt adalah suatu terapi eksistensial yang menekankan kesadaran disini-dan-sekarang. Fokus utamanya adalah pada apa dan bagaimana tingkah laku dan peranan urusan yang tak diselesaikan dari masa lampau yang menghambat kemampuan individu untuk bias berfungsi secara efektif.

a.   Pandangan Tentang Manusia
Bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu.

b.      Tujuan-tujuan Terapi
Yaitu bukan penyesuaian terhadap masyarakat, membantu klien agar menemukan pusat dirinya. Sasaran utama terpi Gestalt adalah pencapaian kesadaran.

c.       Fungsi dan Peran Terapis
Sasaran terapis adalah kematangan klien dan pembokaran “hambatan-hambatan yang mengurangi kemampuan klien berdiri di atas kaki sendiri”.
Tugas terapis adalah membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan letak jalan buntu. Satu fungsi yang penting adalah memberi perhatian kepada bahasa tubuh kliennya.

d.      Hubungan Antara Terapis dan Klien
Terapis memberikan umpan balik, terutama yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya.

e.   Teknik Terapi Gestalt
·        Permainan-permainan dialog
·        Membuat lingkaran.
·        Urusan yang tak selesai.
·        “Saya memikul tanggung jawab”.
·        “Saya memiliki suatu rahasia”.
·        Bermain proyeksi.
·        Pembalikan.
·        Irama kontak dan penarikan
·        “Ulangan”.
·        “Melebih-lebihkan”
·        “Bolehkah saya memberimu sebuah kalimat?”.
·        Permainan-permainan konseling perkawinan.
·        “Bisakah Anda tetap dengan perasaan ini?”




5.     Transectional Analysis (Eric Berne)

a.  Pandangan Tentang Manusia
Pandangan tentang manusia memiliki implikasi-implikasi nyata bagi praktek terapi AT.

b.      Tujuan-tujuan Terapi
Yaitu membantu klien dalam membut keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Berne (1964) menyatakan bahwa tujuan AT adalah pencapaian otonomi yang diwujudkan oleh penemuan kembali tiga karakteristik, yaitu kesadaran, spontanitas, dan keakraban.

c.       Fungsi dan Peran Terapis
Fungsinya, terapis membantu klien dalam menemukan kondisi masa lampau yang merugikan yang menyebabkan klien membuat putusan tertentu, dan membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realitas dan mencari alternative guna menjalani kehidupan yang lebih otonom.
Tugasnya aadalah membantu agar klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahannya.

6.   Rational Emotif Theory (Albert Ellis)
a.       Pandangan Tentang Manusia
Manusia memiliki kecendrungan untuk memiliki kecendrungan umtuk memelihara diri, bahagia, berfikir, dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dsan mengaktualkan diri.
b.      Tujuan Terapeutik
Yaitu meminimalisasikan pandangan yang mengalahkan didi dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistic.
c.       Fungsi dan Peranan Terapis
Fungsinya adalah membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan yang tidak logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis sebagai penggantinya.
Perananya :
·        Menunjukkan pada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan keyakinan irasionalnya, bagaimana mengembankan nilai-nilai dan sikapnya, dan menunjukkan secara cognitive bahwa klien telah banyak memasukkan banyak “keharusan” , “sebaliknya”, dan “semestinya”
·        Membawa klien ke seberang tahap kesadaran dengan menunjukkan bahwa ia sekarang mempertahankan emosinya secara logis dan dengan mengulang-ulang kalimat yamg mengalahkan diri dan dan mengenalkan pengaruh masa kanak-kanak.
·        Menantang klien untuk mengembangkan filsafat-filsafat hidup yang rasional sehingga dia bias menghindari kemungkinan menjadi korban keyakinan-keyakinan yang irasional.

d.      Hubungan Klien Dengan Terapi
Yaitu kehangatan pribadi, afeksi, dan hubungan pribadi antara terapis dank lien yang intens memiliki arti yang sekunder.

e.      Teknik-teknik dan Prosedurnya
Teknik TRE yang esensial adalah mengajar secara efektif.

7.     Sumber Resensi

Corey, G., Teori dan Praktek Konseking Dan Psikoterpi, Refika Aditama,2005



Tidak ada komentar:

Posting Komentar